Tuesday, 20 May 2014

My First Team

santabanta.com
Saya masih ingat ketika saya pertama kali berada di tim ini. Tim pertama saya sebelum tim saya yang sekarang. Tim Fakultas Ilmu Budaya. Orang-orangnya adalah kami yang kuliah di fakultas tersebut. Pada waktu itu hanya saya yang sastra Jepang. Selebihnya Sastra Inggris. Awalnya, tim dakwah ini hanya ada empat orang. Saya, Maryam, Sila, dan Nana. Setahun kemudian, komposisinya berganti. Tanpa Maryam, Nana dan Sila. Kemudian masuknya dua anggota baru di tim ini. Nurmah dan Nurus. Selama beberapa waktu kami melaksanakan misi bertiga. Hampir setahun se-tim bertiga, kami ketambahan personil baru, yakni Ami dan Fita. Dl penanggung jawab tim adalah Nurmah dan kemudian dialihkan ke saya. Selama beberapa waktu kami menjalankan misi berlima. Lalu, Masyith dan Amel masuk ke tim kami. Saat itu, tinggal Nurus dan Nurmah yang jurusan Sastra Inggris. Saya, Ami dan Masyithoh jurusan Sastra Jepang. Sedangkan Fita dan Amel jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Jepang. Alhamdulillah peluang kami membuka lahan dakwah di jurusan lain semakin besar seiring dengan bertambahnya jumlah personil tim. 

Meskipun, tim ini memang seperti pelangi. Penuh warna. Tidak semua cerah. Ada yang suram, gelap dan misterius juga *saya kali ya :D* Tapi, inilah ikatan yang kami bentuk di tim. Tidak mudah memang menyatukan berbagai macam jenis karakter untuk selalu berada dalam jalan yang sama. Namun, karena mimpi kita sama yakni kembalinya kehidupan Islam dibawah naungan Khilafah, itulah yang membuat kami rela mengorbankan apapun termasuk perasaan kami. Dan alhamdulillah tahun berikutnya bertambah lagi personil di tim ini. Ada Putri, Arin dan Dewi. 

Tidak terasa 2 setengah tahun saya bersama tim ini. Sudah banyak juga suka duka yang kami lewati. Perlahan diri ini mampu melewati sedikit batas yang dulu dibuat sendiri. Berusaha untuk akrab dengan teman-teman, memahami perasaan masing-masing. Dan ketika mengingat senyuman teman-teman, rasanya ingin menangis. Kangen masa-masa bareng di tim. Membuat berbagai uslub agar dakwah di fakultas tidak beku dan mati, berusaha membantu kesulitan yang lain. Ketika dakwah ditolak, di-PHP kontakan, ada yang akhirnya keluar, dsb. Itulah suka dukanya. Dan semua baru terasa ketika ternyata saya harus pindah ke tim yang baru dan sektor yang baru pula. Apalagi dengan kondisi saya yang sudah jarang kuliah karena emang gak ada kuliah hehehe. Jadi makin jarang ketemu teman-teman. 

Tapi, itulah dakwah. Semoga teman-teman semakin baik dengan komposisi tim yang baru. Jangan bosan. Karena dakwah itu harus sabar. Semoga bisa ngumpul lagi ya. Karena waktu itu gak sempat perpisahan dulu ^^

Minna, antatachi to deatta, hontou ni yokatta. Iro iro na koto wo oshiete kureta, hontou ni arigatou. Itsumo ganbatte ne! Ishhoni yaru nara, zettai ni katsu! Makeruna, minna!

Shelter, May 20th 2014. 10:14. Antatachi no egao wo omoidashite iru.

May J.Beautiful Day

Sunday, 18 May 2014

Berjalan Bersama Luka


 equinoxeles.blogspot.co
“Kau tidak akan bisa menjadi seorang Kage jika kau belum bisa menanggung beban seorang Kage”. (Gaara kepada Naruto)

”Selama dunia Ninja masih dengan sistem seperti ini, selama itu pula dunia Ninja akan selalu diliputi oleh kebencian”. (Yondaime Hokage kepada Naruto)

Setiap orang pasti memiliki masa lalu kelam. Memiliki luka yang mereka tanggung dan sakit hati yang mereka bawa dalam hidupnya. Setiap luka dan kesendirian selalu meminta tempat untuk berteduh. Dan setiap orang mencari tempat untuk menyembuhkan luka dan rasa sakit dari hatinya.

Allah SWT. Berfirman :
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal beum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkata Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat". (Al Baqarah [2] : 214)

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan…” (Al Baqarah [2] : 155)

Rasulullah SAW. Bersabda :
“Para Nabi, kemudian orang-orang yang shalih kemudain generasi setelahnya dan generasi setelahnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kadar agamanya. Apabila ia kuat dalam agamanya, maka ujian akan semakin ditambah. Apabila agamanya tidak kuat, maka ujian akan diringankan darinya. Tidak henti-hentinya ujian menimpa seorang hamba hingga ia berjalan di muka bumi ini dengan tidak memiliki kesalahan sedikit pun” (HR. Ahmad)

Dan benarlah hadist Rasulullah. Bahwa seseorang diuji berdasarkan kadar keimanannya. Dan yang tentu merasakan luka yang paling dalam dan sakit yang paling berat adalah para Nabi dan Rasul. Diantara mereka pun masih ada yang lebih berat lagi, yakni Ulul Azmi dimana salah satunya adalah Rasulullah SAW. sendiri. Dan benar pula bahwa manusia tidak akan berhenti diuji hingga ia berjalan tanpa kesalahan sedikit pun dan itu berarti tidak mungkin hidup manusia tidak diliputi dengan ujian. Namun, tentu terdapat perbedaaan antara orang-orang yang kuat imannya dengan yang tidak.

Orang yang kuat keimanannya kepada Allah, percaya bahwa ujian berupa luka dan rasa sakit merupakan bukti cinta Allah dan tempaan Allah untuk menjadikannya semakin kuat dan tangguh. Ia sadar bahwa ujian akan membuatnya menjadi orang yang lebih baik sehingga ia berusaha mencintai setiap ujian yang datang padanya meski itu berupa luka dan rasa sakit. Berbeda dengan orang yang tidak kuat keimanannya kepada Allah. Ia akan membenci ujian dan berusaha menyalahkan apapun yang bisa ia salahkan. Berlari dan terus berlari dari kenyataan hingga ia tidak menemukan jalan keluar selain jebakan kebencian yang tidak ada habisnya.

Hal tersebut wajar karena saat ini jebakan kebencian itu berada dalam sebuah jebakan yang lebih besar lagi, yakni sistem Demokrasi-Kapitalisme. Jebakan kebencian ini muncul dari segala penjuru tanpa peduli siapa yang terjebak di dalamnya. Dan akhirnya tak ada yang berpikir untuk keluar dari jebakan ini. Karena cinta dan benci adalah dua hal yang tidak jauh berbeda. Dua-duanya dapat bermuara pada luka dan menimbulkan rasa sakit. Semakin seseorang mencintai, kemungkinan dia terluka akan semakin besar. Hingga akhirnya dia tidak bisa memilih kecuali membenci. Namun, rasa sakit karena mencintai tidak sama dengan rasa sakit karena membenci.

Di luar sana, ada orang-orang yang berusaha menghancurkan kutukan kebencian ini dengan menghancurkan sistem Demokrasi-Kapitalisme dan menegakkan sebuah sistem baru yang akan memberikan cinta kepada semua orang, yaitu Khilafah. Mereka berdakwah tanpa henti. Dan berjalan bersama luka karena sistem dan luka yang harus mereka rasakan sebagai seorang pengemban dakwah. Itulah luka karena cinta. Namun balasannya tentu tak terkira. Surga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Allah SWT berfirman :
“Allah tidak akan membebankan sesuatu melainkan dengan kesanggupan hambaNya…” (Al Baqarah [2] : 286)

“…Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innalillahi wa inna ilaihi raji’uun”. Mereka itulah orang yang mendapat keberkahan sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (Al-Baqarah [2] : 155-157)

Besi kuat karena tempaan. Manusia kuat karena ujian. Tak seorang hebat pun yang tidak lahir dari luka dan rasa sakit. Maka seseorang yang beriman tentu tak takut dengan luka. Karena luka adalah penghapus dosa. Dan sisi Allah mereka akan mendapatkan tempat terbaik, yakni Surga. Karena Allah tidak akan ingkar janji.

“Aku percaya, suatu saat akan ada masa dimana semua orang bisa saling memahami satu sama lain” (Jiraiya Sensei)


Shelter, May 18th 2014. 10:25 AM. Membayangkan langit di luar sana.
Backsound : Utsusemi an instrument by Takanashi Yasuharu




Saturday, 3 May 2014

My Favourite Characters on Anime (1)

Senang sekali rasanya bisa kembali nulis di blog setelah beberapa waktu vakum. Lebih tepatnya karena saya bingung mau nulis apa meskipun sebenarnya saya punya banyak isi kepala yang menunggu ditumpahkan dalam tulisan :D *ngeles banget mah kalo yang ini*

Oke, seperti judulnya, kali ini saya mau bercerita tentang beberapa tokoh anime yang saya sukai. Beberapa waktu ini saya emang lagi heboh sama anime super hero dan sport. Gak sih, cuma kayak kebawa masa lalu. Dulu suka anime trus setelah sekian lama gak nonton lagi. Baru-baru ini lagi tersepona eh terpesona dengan Naruto. Jadi inget pas gandrung sama komik Eyeshield 21. Ya, daripada ngeliat yang cinta-cintaan bikin pusing aja. Tapi, ini bukan asal nonton. Makanya saya juga milih-milih. Dan saya menitikberatkan pada ceritanya. Sebelum Naruto, saya pernah nonton Kuroko no Basuke dan rencananya mau saya jadiin bahan tugas akhir haha *semangat amaaattt*

Baiklah, daripada berlama-lama, saya perkenalkan saja mereka-mereka itu. 

Pertama, ada Uzumaki Naruto. Dari awal baca komiknya, saya udah suka sama anak ini. Ngingetin banget sama masa kecil saya yang penuh dengan kesedihan. Tapi, Naruto menyelesaikannya dengan baik. Sedangkan saya membutuhkan proses yang lebih panjang sebelum saya benar-benar berdamai dengan semuanya. Naruto adalah seorang jinchuuriki, yakni orang yang menjadi medium monster berekor. Dan di dalam tubuh naruto ada seekor monster rubah berekor sembilan yang biasa disebut Kyuubi, padahal nama asli Kyuubi itu Kurama *jujur, Kurama aslinya unyu lho pas kecil. Telinganya panjang kayak kelinci trus ekornya banyaakk :D* Sedari kecil, Naruto selalu dijauhi. Dan dia bertekad untuk menjadi lebih kuat biar orang-orang bisa mengakui keberadaannya sebagai bagian dari desa Konoha. Sejak saat itu dia putuskan untuk menjadi Hokage, istilah untuk kepala desa *tapi kepala desa di sini berarti orang terhebat di desa*

Naruto itu super optimis dan percaya diri. Dan dia sangat menghargai sebuah kata bernama persahabatan.  Seperti juga saya. Sampai sekarang malah. Karena memang dia pernah merasakan kesedihan, pahit, sakit dan betapa sepinya hidup tanpa teman. Itu juga yang bikin saya suka punya teman haha :D Dan ketika itu hanya Sandaime Hokage (Hokage ke-3) dan Iruka sensei yang menerimanya dengan tulus. Tapi, sejak lolos dari akademi dan bergabung di Tim 7 bersama Kakashi sensei, Sakura dan Sasuke, Naruto semakin bertambah kuat karena dia memiliki alasan untuk itu. Melindungi orang-orang yang dia sayangi. Kemampuan Naruto menerima kekurangan dirinya, menanggung seluruh beban sebagai seorang jinchuuriki dan percaya pada kekuatannya untuk bisa melindung teman-temannya membuat saya banyak belajar *saya sampai nangis pas Naruto berhadapan dengan sisi gelap dirinya sendiri dan memutuskan untuk menerima dirinya sendiri. Berasa natap cermin trus lihat diri sendiri* Terkadang, kita menjadi egois ketika kita disakiti. Kita selalu ingin diperhatikan tapi kita tidak mau menoleh sedikit saja kepada mereka yang sebenarnya telah mengawasi kita sejak lama. Lebih dari itu, bahkan Allah sudah jauh lebih dulu ada. Kita hanya akan menolak karena kita membohongi diri sendiri dan berusaha melarikan diri dari kenyataan. Dan mungkin juga itu yang dulu saya lakukan. Dalam hal apapun. Berbeda dengan Naruto. Bahkan ketika pun dia menyadari perasaannya pada Sakura, tak sedikitpun dia memaksa Sakura karena dia tahu jawaban Sakura atas perasaannya. Dia hanya ingin melindungi Sakura karena Sakura  sangat berarti untuk dia. Terkadang susah sekali untuk bisa ikhlas. Selalu ingin dibalas ketika melakukan sesuatu untuk seseorang yang berarti. Tapi, tidak dengan Naruto. Haha, itulah yang saya pelajari dari Naruto. Makanya, saya suka banget. Dan cerita Naruto sendiri menurut saya bagus. Tidak hanya kehidupan tertentu yang dibahas tapi memang bagaimana para tokohnya belajar dari kehidupan mereka. Bagaimana tokohnya memilih dan menerima konsekuensi pilihan mereka. Pantesan aja banyak teman-teman yang suka banget sama anime ini. Saya aja yang baru lihat. Quote-nya juga bagus-bagus :D

Kedua, Gaara. Salah satu sahabatnya Naruto. Awalnya Gaara juga adalah seorang jinchuuriki seperti Naruto. Di dalam badannya ada Shukaku, monster rakun berekor satu. Shukaku biasa disebut ichibi *Haha dulu saya mikir, Shukaku itu surname-nya si Gaara* Kenapa saya suka Gaara? Karena Gaara cool :P lebih mirip saya daripada Naruto. Ya, Gaara melampiaskan semua kebenciannya dan berusaha untuk diakui dengan mencari rival untuk dibunuh. Saya juga dulu pernah seegois Gaara. Tapi, yang ada malah saya semakin banyak musuh. Lama baru saya menyadari bahwa menjadi hebat tidak akan selalu mendapat pengakuan. Tetapi, ketika kita bisa menghargai kehebatan orang lain dan saat kita mendapat pengakuan maka saat itulah kita akan menjadi hebat. Karena Naruto akhirnya Gaara bisa move on. Gaara akhirnya bisa mengerti arti persahabatan. Dan karena itu juga Gaara akhirnya jadi Kazekage *jabatan yang sama dengan Hokage* lebih dulu dari Naruto. Naruto iri tapi sebenarnya dia senang. Makanya, pas Gaara meninggal karena Shukaku dikeluarin dari badannya sama Akatsuki, Naruto ngamuk-ngamuk sambil nangis-nangis. Naruto ngerasa bersalah karena terlambat nyelamatin Gaara setelah sebelumnya dia gak berhasil nyelamatin Sasuke. Dari mereka berdua saya belajar bahwa setiap orang menanggung rasa sakitnya sendiri-sendiri. Dan memang Allah tidak akan memberikannya melainkan dengan kesanggupan kita sendiri. Sampai kita sanggup menanggung beban, maka sampai saat itu pula Allah akan memberikan tanggungan pada kita.

Ketiga, Namikaze Minato . Ini Yondaime Hokage *Hokage ke-4* dan dijuluki Ninja Jenius. Minato ini ayahnya Naruto dan cakep lagi :P Tapi bukan itu kok yang bikin saya senang sama tokohnya Minato. Menurut saya, Minato adalah sosok ayah yang baik. Dia memiliki kebijaksanaan sebagai seorang pemimpin dan sebagai seorang ayah *Saya juga baru tahu kalo Minato dulu gurunya Kakashi, Rin dan Obito. Kakashi akhirnya jadi gurunya Naruto. Rin sudah meninggal dan Obito jadi penjahat karena diprovokasi Madara* Sayangnya umurnya tidak panjang. Dia meninggal untuk melindungi desa dan putra semata wayangnya, Naruto dari serangan Kyuubi. Dia nih yang punya Kiiroi Senkou *yellow flash* yang terkenal banget. Jadi, jurus teleportasi pake tanda. Trus, Minato juga nguasain teknik fuin atau segel. Dia sengaja pake segel Dewa Kematian yang merupakan jurus terlarang untuk mengorbankan nyawanya dan menyegel setengah chakra *kekuatan* Kyuubi dalam tubuhnya dan menaruh setengah lagi dalam tubuhnya Naruto pake Hakke Fuin *Segel Delapan Gerbang* yang akhirnya membuat Naruto jadi jinchuuriki ketiganya Kyuubi. Dua jinchuuriki Kyuubi sebelumnya adalah perempuan dari klan Uzumaki, yakni istri Shodaime Hokage (Hokage Pertama), Uzumaki Mito dan kedua ibunya Naruto, Uzumaki Kushina. Yah, ini dia yang namanya buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Si Naruto mirip banget sama ayahnya dan pastinya ngewarisin kemampuan ortunya. Yah, cinta ortu ke anak itu abadi seperti Minato dan Kushina ke Naruto. Pas lihat flash back lahirnya Naruto dan pengorbanan ortunya saya sampe nangis. Adegan kedua setelah Naruto yang berhasil menerima sisi gelap dirinya. Bagi Minato, anak dan desanya adalah dua hal yang sangat berharga. Dan dia akan melakukan apapun untuk menyelamatkan keduanya, sekalipun itu mengorbankan dirinya sendiri. Minato juga sayang banget sama keluarganya. 

Haha, ini baru part I. Kapan-kapan kalo saya sempat bakal saya posting lagi tokoh-tokoh selanjutnya. Kebetulan disini dapatnya protagonis. Haha, saya juga suka beberapa tokoh antagonis di Naruto. Dan semua itu karena mereka yang memilihnya. Oke, sampai jumpa di lain kesempatan :D

Shelter, May 3rd 2014. Masih pemanasan.

Backsound : Alive by Raiko
*Suka banget sama liriknya.  "Setiap orang pernah gagal. Tapi itu bukanlah sesuatu yang memalukan. Jangan sia-siakan luka ini. Berjalan dan tertawalah. Itu lebih baik".