Saturday, 1 February 2014

Review Memoar Pejuang Syariah & Khilafah

Assalamualaikum. Aloha, Earth! This is me again. Seneng banget rasanya bisa balik lagi berceloteh di blog setelah beberapa hari gak pulang. Sekedar cerita, habis bolang kemana-mana, pulang langsung tepar dan jatuh sakit. Tapi gak apa-apa. Semua ada hikmahnya kok. Dalam sakit, kita bisa belajar bersabar dan bersyukur. Alhamdulillah masih dikasih kesempatan bernafas sama Allah SWT.
Okey, kali ini buku yang akan saya review adalah sebuah buku biografi dari beberapa generasi pendahulu dakwah Syariah dan Khilafah. Kenapa kok saya review buku ini? Terlalu banyak alasan sih. Tapi yang paling mungkin adalah karena saya baru saja meng-khatam-kan buku ini hehe.
            Beberapa waktu yang lalu, seorang teman mem-posting tulisan menanggapi komentar negatif atas Hizbut Tahrir. Buat yang belum tau apa itu Hizbut Tahrir, saya kasih tau dikit. Sisanya bisa lihat langsung ke websitenya, www.hizbut-tahrir.or.id (untuk yang Indonesia). Hizbut Tahrir adalah sebuah partai politik internasional yang mengusung ideologi Islam sebagai asasnya. Hizbut Tahrir bertujuan untuk melanjutkan kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah dan mengemban dakwah ke seluruh dunia. Hizbut Tahrir didirikan oleh seorang mujtahid (ulama) bernama Syaikh Taqiyuddin An Nabhani. Dan saat ini Hizbut Tahrir telah ada di lebih dari 50 negara di dunia.
            Hizbut Tahrir selalu jadi sorotan karena ide yang dibawanya. Hizbut Tahrir senantiasa konsisten dengan arah perjuangannya dan yakin bahwa hanya ada satu jalan untuk melanjutkan kehidupan Islam, yakni ditegakannya Khilafah. Bukan sembarang Negara Islam atau hanya menganut Islam dari esensinya saja, tetapi Islam dari akar sampai buahnya. Di sosmed selalu aja ada perang opini yang berusaha menyerang dan menjatuhkan Hizb dari seluruh lini. Kalo udah gak bisa ngelawan dari sisi argument dalil aqli maupun naqli, ya udah diseranglah aktivisnya, baik itu daris/darisah (pelajar) maupun anggotanya. Pokoknya segala macam cara digunakan.
            Buku ini saya khatamkan dalam perjalanan. Seperti yang saya bilang di awal, buku ini berisi biografi para pendahulu Hizbut Tahrir. Ada 20 tokoh yang digambarkan di buku ini. Mulai dari pendiri sekaligus pemimpin pertamanya, Syaikh Taqiyuddin An Nabhani sampai para pendahulu yang baru saja meninggal. Mulai dari yang figurnya dikenal sampai yang figurnya baru saya ketahui setelah baca buku ini. Tulisan ini tidak saya maksudnya untuk asshobiyah dan taklid buta terhadap orang-orang tertentu. Pun buku tersebut dibuat oleh penulis semata ingin menunjukkan kepada generasi syabab masa kini bahwa mereka punya teladan yang bisa dicontoh dalam berdakwah. Buku ini pun memberi gambaran betapa dakwah memerlukan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas. Tidak mengharap apapun melainkan hanya ridho Allah semata.
            Seperti para syabab hari ini yang merindukan tegaknya Khilafah dan hidup di bawah naungannya. Begitu pula para pendahulu Hizb. Mereka tak henti berjuang siang dan malam, mengisi halqoh, melakukan ittishol (kontak pemikiran), menentang pemikiran kufur dan semisal yang kita lakukan hari ini. Mereka berjuang tanpa lelah. Mereka bergembira. Disela profesi mereka, selalu ada dakwah yang hadir di sana. Tak semua dari tokoh dalam buku ini yang memiliki latar belakang ulama yang memiliki ilmu yang mumpuni di bidang agama. Namun, tekad dan komitmen yang kuat untuk terjun dalam medan dakwah membuat mereka menjadi pribadi yang luar biasa dengan Islam. Mereka pun datang dari daerah yang berbeda dengan usia yang berbeda pula. Meski sudah renta, tak menyurutkan semangat dalam berdakwah. Meski masih belia, tak henti mereka memuaskan dahaga akan tsaqofah Islam. Tiada rasa takut dalam diri mereka meski harus keluar-masuk penjara, disiksa bahkan dihukum mati oleh rezim diktator di negerinya. Karena surga ada di depan mata mereka.
            Apa yang kita perjuangkan hari ini adalah hasil perjuangan mereka di masa lalu. Mereka yang menanam pohon itu dan kita yang melangsungkan kehidupannya. Kita yang menyiraminya agar semakin lebat tumbuhnya dan berbuah manis. Mereka mungkin belum menyaksikan hasil jerih payah mereka di dunia, tapi kita hari ini haruslah lebih giat berjuang agar perjuangan mereka tidak sia-sia. Apa  yang kita hadapi hari ini belum tentu lebih berat dari yang dihadapi oleh para pendahulu dakwah ini di masa lalu. Dan ingatlah bahwa kita tidak berjuang sendiri. Perjuangan menegakkan Khilafah bukan pekerjaan satu atau dua orang. Tapi ini adalah pekerjaan generasi. Kita bekerja bersama. Dalam jamaah ini. Dan kita adalah satu keluarga. Dimanapun kita berada.
           Namun, karena keterbatasan informasi sehingga tidak semua biografi yang disajikan secara lengkap. Meskipun demikian, gambaran yang sangat singkat tersebut tidak mengurangi isi pesan yang ingin disampaikan kepada generasi syabab hari ini.
             Hizb tidak membenci gerakan/harokah/partai Islam manapun. Hizb hanya berusaha membantu memberikan gambaran kepada mereka tentang bagaimana metode yang shahih untuk mengembalikan kejayaan Islam. Karena Hizb percaya bahwa seluruh harokah Islam ingin mengembalikan lagi kejayaan Islam. Oleh karena itu, Hizb selalu mengajak seluruh harokah Islam untuk bersama-sama menegakkan Khilafah –bukan dengan Demokrasi atau yang lainnya– karena hanya dengan Khilafah kejayaan Islam bisa kembali lagi.
            Maka siapa saja yang memusuhi Hizb seharusnya melihat bahwa apa yang diperjuangkan Hizb adalah demi kemuliaan Islam dan kaum Muslimin dan seharusnya mereka menyadari bahwa musuh mereka bukanlah Hizb melainkan kafir harbi fi’lan, yakni Amerika, Cina, Rusia, Inggris dan antek-anteknya.

Finished at Surakarta, January 29th 2014. Reviewed at Khairunnisa, February 1st 2014.



Penulis              : M. ‘Ali Dodiman
Penerbit            : Al Azhar Fresh Zone
Ukuran             : 13,5 x 20,5 cm
Halaman           : 282 Hlm
Cetakan ke       : 1
Tahun Terbit     : Juli, 2012


No comments:

Post a Comment