Assalamualaikum. Aloha, Earth! This is
me again. Seneng banget rasanya bisa balik lagi berceloteh di blog setelah
beberapa hari gak pulang. Sekedar cerita, habis bolang kemana-mana, pulang
langsung tepar dan jatuh sakit. Tapi gak apa-apa. Semua ada hikmahnya kok. Dalam
sakit, kita bisa belajar bersabar dan bersyukur. Alhamdulillah masih dikasih
kesempatan bernafas sama Allah SWT.
Okey, kali ini buku yang akan saya
review adalah sebuah buku biografi dari beberapa generasi pendahulu dakwah
Syariah dan Khilafah. Kenapa kok saya review buku ini? Terlalu banyak alasan
sih. Tapi yang paling mungkin adalah karena saya baru saja meng-khatam-kan buku ini hehe.
Beberapa
waktu yang lalu, seorang teman mem-posting
tulisan menanggapi komentar negatif atas Hizbut Tahrir. Buat yang belum tau
apa itu Hizbut Tahrir, saya kasih tau dikit. Sisanya bisa lihat langsung ke
websitenya, www.hizbut-tahrir.or.id (untuk yang
Indonesia). Hizbut Tahrir adalah sebuah partai politik internasional yang
mengusung ideologi Islam sebagai asasnya. Hizbut Tahrir bertujuan untuk
melanjutkan kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah dan mengemban dakwah ke
seluruh dunia. Hizbut Tahrir didirikan oleh seorang mujtahid (ulama) bernama
Syaikh Taqiyuddin An Nabhani. Dan saat ini Hizbut Tahrir telah ada di lebih dari
50 negara di dunia.
Hizbut Tahrir
selalu jadi sorotan karena ide yang dibawanya. Hizbut Tahrir senantiasa
konsisten dengan arah perjuangannya dan yakin bahwa hanya ada satu jalan untuk
melanjutkan kehidupan Islam, yakni ditegakannya Khilafah. Bukan sembarang Negara
Islam atau hanya menganut Islam dari esensinya saja, tetapi Islam dari akar
sampai buahnya. Di sosmed selalu aja ada perang opini yang berusaha menyerang
dan menjatuhkan Hizb dari seluruh lini. Kalo udah gak bisa ngelawan dari sisi argument
dalil aqli maupun naqli, ya udah diseranglah aktivisnya, baik itu daris/darisah
(pelajar) maupun anggotanya. Pokoknya segala macam cara digunakan.
Buku ini
saya khatamkan dalam perjalanan. Seperti yang saya bilang di awal, buku ini
berisi biografi para pendahulu Hizbut Tahrir. Ada 20 tokoh yang digambarkan di
buku ini. Mulai dari pendiri sekaligus pemimpin pertamanya, Syaikh Taqiyuddin
An Nabhani sampai para pendahulu yang baru saja meninggal. Mulai dari yang
figurnya dikenal sampai yang figurnya baru saya ketahui setelah baca buku ini. Tulisan
ini tidak saya maksudnya untuk asshobiyah dan taklid buta terhadap orang-orang
tertentu. Pun buku tersebut dibuat oleh penulis semata ingin menunjukkan kepada
generasi syabab masa kini bahwa mereka punya teladan yang bisa dicontoh dalam
berdakwah. Buku ini pun memberi gambaran betapa dakwah memerlukan kerja keras,
kerja cerdas dan kerja ikhlas. Tidak mengharap apapun melainkan hanya ridho
Allah semata.
Seperti
para syabab hari ini yang merindukan tegaknya Khilafah dan hidup di bawah
naungannya. Begitu pula para pendahulu Hizb. Mereka tak henti berjuang siang
dan malam, mengisi halqoh, melakukan ittishol
(kontak pemikiran), menentang pemikiran kufur dan semisal yang kita lakukan
hari ini. Mereka berjuang tanpa lelah. Mereka bergembira. Disela profesi
mereka, selalu ada dakwah yang hadir di sana. Tak semua dari tokoh dalam buku
ini yang memiliki latar belakang ulama yang memiliki ilmu yang mumpuni di
bidang agama. Namun, tekad dan komitmen yang kuat untuk terjun dalam medan
dakwah membuat mereka menjadi pribadi yang luar biasa dengan Islam. Mereka pun
datang dari daerah yang berbeda dengan usia yang berbeda pula. Meski sudah
renta, tak menyurutkan semangat dalam berdakwah. Meski masih belia, tak henti
mereka memuaskan dahaga akan tsaqofah
Islam. Tiada rasa takut dalam diri mereka meski harus keluar-masuk penjara,
disiksa bahkan dihukum mati oleh rezim diktator di negerinya. Karena surga ada
di depan mata mereka.
Apa yang
kita perjuangkan hari ini adalah hasil perjuangan mereka di masa lalu. Mereka yang
menanam pohon itu dan kita yang melangsungkan kehidupannya. Kita yang
menyiraminya agar semakin lebat tumbuhnya dan berbuah manis. Mereka mungkin
belum menyaksikan hasil jerih payah mereka di dunia, tapi kita hari ini
haruslah lebih giat berjuang agar perjuangan mereka tidak sia-sia. Apa yang kita hadapi hari ini belum tentu lebih
berat dari yang dihadapi oleh para pendahulu dakwah ini di masa lalu. Dan ingatlah
bahwa kita tidak berjuang sendiri. Perjuangan menegakkan Khilafah bukan
pekerjaan satu atau dua orang. Tapi ini adalah pekerjaan generasi. Kita bekerja
bersama. Dalam jamaah ini. Dan kita adalah satu keluarga. Dimanapun kita
berada.
Namun,
karena keterbatasan informasi sehingga tidak semua biografi yang disajikan secara
lengkap. Meskipun demikian, gambaran yang sangat singkat tersebut tidak
mengurangi isi pesan yang ingin disampaikan kepada generasi syabab hari ini.
Hizb tidak membenci gerakan/harokah/partai
Islam manapun. Hizb hanya berusaha membantu memberikan gambaran kepada mereka
tentang bagaimana metode yang shahih untuk mengembalikan kejayaan Islam. Karena
Hizb percaya bahwa seluruh harokah Islam ingin mengembalikan lagi kejayaan
Islam. Oleh karena itu, Hizb selalu mengajak seluruh harokah Islam untuk
bersama-sama menegakkan Khilafah –bukan dengan Demokrasi atau yang lainnya– karena
hanya dengan Khilafah kejayaan Islam bisa kembali lagi.
Maka
siapa saja yang memusuhi Hizb seharusnya melihat bahwa apa yang diperjuangkan
Hizb adalah demi kemuliaan Islam dan kaum Muslimin dan seharusnya mereka
menyadari bahwa musuh mereka bukanlah Hizb melainkan kafir harbi fi’lan, yakni
Amerika, Cina, Rusia, Inggris dan antek-anteknya.
Finished at Surakarta, January 29th
2014. Reviewed at Khairunnisa, February 1st 2014.
Penulis : M. ‘Ali Dodiman
Penerbit : Al Azhar Fresh Zone
Ukuran : 13,5 x 20,5 cm
Halaman : 282 Hlm
Cetakan ke : 1
Tahun Terbit : Juli, 2012

No comments:
Post a Comment