Okaeri. Welcome Home. Haha, setelah lama tidak berceloteh di sini, hari ini saya balik lagi *meskipun mepet. Maklum kalo akhir minggu banyak job :D
Alhamdulillah, minggu-minggu penuh ujian terlewati. Dan ternyata UAS-nya MTA kayak saya emang rada beda. Udah jarang ujian tulis kayak dulu. Bikin sakubun (karangan) bla bla bla. Semester ini ujiannya banyakan take home. Dan salah satunya adalah Honyaku I (Penerjemahan I)
Ini adalah UAS Honyaku saya. Sebelumnya saya pernah posting. UAS Honyaku tentang mukashibanashi atau cerita rakyat. Dan ternyata oh ternyata, ceritanya hampir sama kayak cerita saya? *eh
Waktu nge-print sampai ada kejadian lucu. Tiba-tiba tukang fotokopiannya nanya tentang arti kata "hana", hidung atau bunga. Saking kagoknya saya sampai hampir speechless. Dan akhirnya saya cuma jawab, tergantung kanjinya. Bisa diartikan hidung, bisa bunga. Haha, sudahlah lupakan.
Kalo Indonesia punya Bawang Merah, Bawang Putih, Eropa punya Cinderella, Jepang juga punya satu. Mau tau?
Cekidot :D
Komenbukuawanbuku
Pada zaman dahulu kala, hiduplah
seorang anak perempuan cantik bernama Suzu. Karena ibunya telah meninggal,
teman bermain Suzu hanyalah seekor burung gereja.
Ayah Suzu menikah lagi dengan
seorang perempuan cantik dan memiliki seorang anak perempuan. Ibu baru Suzu
hanya bersikap baik terhadap anak perempuannya tetapi bersikap buruk terhadap
Suzu. Beberapa waktu kemudian, ayahnya pun meninggal. Kehadiran Suzu tidak lagi
dibutuhkan oleh ibu tirinya. Setiap hari, ia disuruh mengerjakan pekerjaan
rumah yang sangat banyak.
“Suzu, bersihkan rumah, mencuci,
buatkan makanan, setelah itu…”
Suatu hari di malam hari, Suzu
disuruh untuk pergi mengambil kastanye di gunung. Saat mengambil kastanye, hari
mulai gelap. Akhirnya, Suzu tersesat.
“Ini dimana, ya? Aku tersesat di
jalan. Aku tak mengerti sebaiknya berjalan kemana”
Saat itu, dari kejauhan terlihat
cahaya. Suzu kemudian mencoba mendatangi sebuah gubuk tua. Seorang nenek sedang
duduk di samping perapian.
“Saya tersesat di gunung. Malam ini
bolehkah saya menginap di sini?”
“Baiklah”
Namun, sesuatu terjadi setelahnya. Nenek
itu berubah menjadi Yamanba1 yang
mengerikan.
“Kau tampaknya seorang anak yang
baik. Ambillah kutu dari kepalaku”
“Iya,” kata Suzu. Suzu lupa akan
rasa takutnya dan menuruti perkataan Yamanba.
Suzu tidak hanya mengambil kutu
tetapi juga mengambil ular dan lipan.
Suzu diberitahu banyak hal oleh
Yamanba.
“Kau adalah anak yang baik.
Kuberikan kotak harta karun ini. Jika kau menginginkan sesuatu, bukalah kotak
ini dan ucapkanlah keinginanmu”
Suzu kembali ke rumah dengan
selamat. Tetapi ibu tirinya tidak senang Suzu pulang dengan selamat.
“Berani-beraninya kau pulang ke
rumah dengan selamat tanpa membawa kastanye”
Hari festival pun tiba. Suara
gendang dan seruling terdengar. Ibu tiri mengantar anak perempuannya pergi ke
festival. Sebelum pergi, ibu tiri menyuruh Suzu menaburkan beras di halaman.
“Jika tersisa sebutir beras, jangan
benamkan ke tanah dan pungutlah. Kalau tidak dipungut kembali, kau tidak bisa
pergi ke festival”
Sambil menangis, Suzu mengambil dan
menaburkan beras, burung gereja pun terbang ke halaman membantu menaburkan
beras.
“Nah, kau bisa pergi ke festival,”
kata burung gereja.
“Kimono2-ku kotor, aku malu”
“Kotak harta karun, kotak harta
karun,” kata burung gereja.
“Aku ingin kimono, Yamanba San”
Ketika membuka kotak harta karun,
dari dalam keluar kimono yang sangat indah. Pada waktu itu, Yamanba muncul dan
mengendarai kuda kemudian memberikan zouri3
pada Suzu.
“Nah, pergilah ke festival dengan
kuda ini. Dia sangat baik,” kata Yamanba.
Semua orang di festival terkesima
dengan kimono yang dipakai oleh Suzu.
“Siapa anak itu?,” semua orang
bertanya-tanya.
Seorang anak milyuner terpesona
pada Suzu kemudian duduk di sebelahnya.
“Lihat, Bu! Kakak sedang duduk di
sana,” kata adik kepada ibunya.
“Jangan mengatakan hal bodoh! Orang
itu pastilah putri dari negeri seberang”
Orang-orang yang membawa kuil kecil
dengan tandu lewat di depan Suzu. Suzu merasa seperti berada di surga. Putra
milyuner yang jatuh cinta pada Suzu terus menatapnya. Tiba-tiba Suzu berdiri
kemudian berkata
“Aku harus pergi sekarang. Selamat
tinggal”
Suzu harus pulang dari lebih cepat
dari siapapun di festival itu. Kuda tersebut melompat masuk dan Suzu langsung
menaikinya. Kemudian kuda tersebut membawa Suzu pulang dari festival dengan
kecepatan penuh. Tetapi, Suzu menjatuhkan salah satu zouri-nya. Kemudian anak
milyuner itu mengambilnya. Untuk beberapa saat orang itu tenggelam dalam
pikirannya tentang Suzu. Di kemudian hari, utusan dari keluarga milyuner itu
datang.
“Kami sedang mencari anak perempuan
yang memakai zouri ini di hari dimana acara festival berlangsung”
“Ah, ini milik anak perempuan
saya,” kata ibu tiri memaksakan kepada putrinya. Tetapi, zouri tersebut agak
sedikit besar.
Di sisi lain, Suzu datang dari
dalam rumah membawa pasangan zouri yang terbang waktu itu.
“Andalah orang yang dicari oleh
anak kami”
Suzu akhirnya tinggal di rumah
milyuner tersebut dan menjadi istri dari putranya. Rasanya seperti mimpi dan
Suzu bahagia.
-TAMAT-
Catatan Kaki :
1. Hantu gunung di Jepang.
22. Pakaian tradisional wanita Jepang.
33. Sandal tradisional wanita Jepang.
Bentuknya seperti bakiak.
*Ternyata cerita rakyat itu tipenya hampir sama hehe. Cuma beberapa bagian saja yang beda. Kalo Cinderella punya sepatu kaca, Suzu punya Zouri :D
Khairunnisa, January 18th 2014. 07:27 AM. Siap-siap dinas.
No comments:
Post a Comment