Saturday, 18 January 2014

Akhir Ujian-ku

Okaeri. Welcome Home. Haha, setelah lama tidak berceloteh di sini, hari ini saya balik lagi *meskipun mepet. Maklum kalo akhir minggu banyak job :D

Alhamdulillah, minggu-minggu penuh ujian terlewati. Dan ternyata UAS-nya MTA kayak saya emang rada beda. Udah jarang ujian tulis kayak dulu. Bikin sakubun (karangan) bla bla bla. Semester ini ujiannya banyakan take home. Dan salah satunya adalah Honyaku I (Penerjemahan I)

Ini adalah UAS Honyaku saya. Sebelumnya saya pernah posting. UAS Honyaku tentang mukashibanashi atau cerita rakyat. Dan ternyata oh ternyata, ceritanya hampir sama kayak cerita saya? *eh
Waktu nge-print sampai ada kejadian lucu. Tiba-tiba tukang fotokopiannya nanya tentang arti kata "hana", hidung atau bunga. Saking kagoknya saya sampai hampir speechless. Dan akhirnya saya cuma jawab, tergantung kanjinya. Bisa diartikan hidung, bisa bunga. Haha, sudahlah lupakan.

Kalo Indonesia punya Bawang Merah, Bawang Putih, Eropa punya Cinderella, Jepang juga punya satu. Mau tau?

Cekidot :D


Komenbukuawanbuku
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang anak perempuan cantik bernama Suzu. Karena ibunya telah meninggal, teman bermain Suzu hanyalah seekor burung gereja.
Ayah Suzu menikah lagi dengan seorang perempuan cantik dan memiliki seorang anak perempuan. Ibu baru Suzu hanya bersikap baik terhadap anak perempuannya tetapi bersikap buruk terhadap Suzu. Beberapa waktu kemudian, ayahnya pun meninggal. Kehadiran Suzu tidak lagi dibutuhkan oleh ibu tirinya. Setiap hari, ia disuruh mengerjakan pekerjaan rumah yang sangat banyak.
“Suzu, bersihkan rumah, mencuci, buatkan makanan, setelah itu…”
Suatu hari di malam hari, Suzu disuruh untuk pergi mengambil kastanye di gunung. Saat mengambil kastanye, hari mulai gelap. Akhirnya, Suzu tersesat.
“Ini dimana, ya? Aku tersesat di jalan. Aku tak mengerti sebaiknya berjalan kemana”
Saat itu, dari kejauhan terlihat cahaya. Suzu kemudian mencoba mendatangi sebuah gubuk tua. Seorang nenek sedang duduk di samping perapian.
“Saya tersesat di gunung. Malam ini bolehkah saya menginap di sini?”
“Baiklah”
Namun, sesuatu terjadi setelahnya. Nenek itu berubah menjadi Yamanba1 yang mengerikan.
“Kau tampaknya seorang anak yang baik. Ambillah kutu dari kepalaku”
“Iya,” kata Suzu. Suzu lupa akan rasa takutnya dan menuruti perkataan Yamanba.
Suzu tidak hanya mengambil kutu tetapi juga mengambil ular dan lipan.
Suzu diberitahu banyak hal oleh Yamanba.
“Kau adalah anak yang baik. Kuberikan kotak harta karun ini. Jika kau menginginkan sesuatu, bukalah kotak ini dan ucapkanlah keinginanmu”
Suzu kembali ke rumah dengan selamat. Tetapi ibu tirinya tidak senang Suzu pulang dengan selamat.
“Berani-beraninya kau pulang ke rumah dengan selamat tanpa membawa kastanye”
Hari festival pun tiba. Suara gendang dan seruling terdengar. Ibu tiri mengantar anak perempuannya pergi ke festival. Sebelum pergi, ibu tiri menyuruh Suzu menaburkan beras di halaman.
“Jika tersisa sebutir beras, jangan benamkan ke tanah dan pungutlah. Kalau tidak dipungut kembali, kau tidak bisa pergi ke festival”
Sambil menangis, Suzu mengambil dan menaburkan beras, burung gereja pun terbang ke halaman membantu menaburkan beras.
“Nah, kau bisa pergi ke festival,” kata burung gereja.
Kimono2-ku kotor, aku malu”
“Kotak harta karun, kotak harta karun,” kata burung gereja.
“Aku ingin kimono, Yamanba San”
Ketika membuka kotak harta karun, dari dalam keluar kimono yang sangat indah. Pada waktu itu, Yamanba muncul dan mengendarai kuda kemudian memberikan zouri3 pada Suzu.
“Nah, pergilah ke festival dengan kuda ini. Dia sangat baik,” kata Yamanba.
Semua orang di festival terkesima dengan kimono yang dipakai oleh Suzu.
“Siapa anak itu?,” semua orang bertanya-tanya.
Seorang anak milyuner terpesona pada Suzu kemudian duduk di sebelahnya.
“Lihat, Bu! Kakak sedang duduk di sana,” kata adik kepada ibunya.
“Jangan mengatakan hal bodoh! Orang itu pastilah putri dari negeri seberang”
Orang-orang yang membawa kuil kecil dengan tandu lewat di depan Suzu. Suzu merasa seperti berada di surga. Putra milyuner yang jatuh cinta pada Suzu terus menatapnya. Tiba-tiba Suzu berdiri kemudian berkata
“Aku harus pergi sekarang. Selamat tinggal”
Suzu harus pulang dari lebih cepat dari siapapun di festival itu. Kuda tersebut melompat masuk dan Suzu langsung menaikinya. Kemudian kuda tersebut membawa Suzu pulang dari festival dengan kecepatan penuh. Tetapi, Suzu menjatuhkan salah satu zouri-nya. Kemudian anak milyuner itu mengambilnya. Untuk beberapa saat orang itu tenggelam dalam pikirannya tentang Suzu. Di kemudian hari, utusan dari keluarga milyuner itu datang.
“Kami sedang mencari anak perempuan yang memakai zouri ini di hari dimana acara festival berlangsung”
“Ah, ini milik anak perempuan saya,” kata ibu tiri memaksakan kepada putrinya. Tetapi, zouri tersebut agak sedikit besar.
Di sisi lain, Suzu datang dari dalam rumah membawa pasangan zouri yang terbang waktu itu.
“Andalah orang yang dicari oleh anak kami”
Suzu akhirnya tinggal di rumah milyuner tersebut dan menjadi istri dari putranya. Rasanya seperti mimpi dan Suzu bahagia.
-TAMAT-

Catatan Kaki :
  1. Hantu gunung di Jepang.
22. Pakaian tradisional wanita Jepang.
33. Sandal tradisional wanita Jepang. Bentuknya seperti bakiak. 

*Ternyata cerita rakyat itu tipenya hampir sama hehe. Cuma beberapa bagian saja yang beda. Kalo Cinderella punya sepatu kaca, Suzu punya Zouri :D

Khairunnisa, January 18th 2014. 07:27 AM. Siap-siap dinas.

No comments:

Post a Comment